Foto: Net
|
Inilah Jurus Maut Jokowi Menghadapi Triad Dan Yakuza
Sudah sering kita menuduh Indonesia dikuasai ASING dan ASENG, tuduhan itu memang benar, namun seringnya kita hanya bisa menuduh tanpa bisa bertindak lebih jauh, misalnya bertindak agar kita tidak dianggap dikuasai asing dan aseng, nyatanya dari zaman Mbah Harto sampai Pak Beye tetap saja kita tak melakukan perlawanan dengan maksimal, selain manut pasrah asal rakyat diam saja terus dicekoki dengan SUBSIDI.
Akhirnya rakyat yang terbiasa dimanja ini, begitu punya pimpinan yang ingin MEROMBAK banyak tatanan yang dulu dikuasai PARA MAFIA, justru kurang maksimal memberikan dukungannya, malah sebaliknya lebih suka MENGELUH karena kemampanan yang dinikmati selama ini akan dirombak pemerintah baru dengan sangat cepat dan mendadak, akibatnya banyak yang MERASA pemerintah baru ini tidak berpihak pada rakyat.
Ketika Jokowi-JK dinyatakan menang Pilpres 2014, segera membentuk TIM TRANSISI yang bertugas untuk memetakan segala permasalahan di negeri ini.
Begitu selesai dilantik dan masuk Istana Kepresidenan, semakin jelas tugas yang begitu berat menantangnya, karena ekspetasi rakyat pendukungnya begitu sangat berharap Jokowi-JK mampu mengatasi "penyakit" bangsa ini.
Sudah berulangkali Jokowi meminta pada para pembantunya, mereka HARUS BERANI menghadapi MAFIA di negeri ini, sebab musuh utama negeri ini adalah para mafia yang sudah MENGAKAR menguasai segala sektor penting bangsa ini, jika tidak berani, mustahil bisa mensejahterakan rakyat dengan merata.
Mafia Triad
ASING dan ASENG tidak terang-terangan "menjajah" Indonesia, tapi jurus mereka lebih halus dan menyenangkan, hingga para petinggi di negeri ini TIDAK MERASA DIJAJAH melainkan DIBANTU dengan berbagai kemudahan yang didapatnya.
Si ASENG yang tergabung dalam organisasi mafia raksasa yang bercokol di hampir seluruh penjuru dunia ini memang kuat, bergerak di bidang apa saja, tentunya mereka tidak mau disebut mafia TRIAD, karena merasa usaha mereka di negeri ini sudah DIRESTUI pemerintah yang resmi alias LEGAL.
Maka dengan mudah mafia TRIAD menyebar si ASENG untuk menguasai Indonesia dengan segala bisnisnya. Bahkan tak sedikit mereka yang sukses dan menjadi KONGLOMERAT karena kepiawaiannya menggandeng pemerintah dengan segala jurus kungfunya itu. Namun tetap hasil mereka lebih banyak keluar ke negeri asalnya daripada di negeri ini.
Dulu para TRIAD dianggap sebagai organisasi kriminal, di zaman modern ini lebih mirip seperti organisasi bisnis, dan justru mendapat banyak keuntungan karena selalu berhasil MENYUAP para pejabatnya dengan mudah.
Celakanya MENTAL KORUP pejabat di Indonesia ini sudah parah, dan para pejabat pun lebih suka MENIPU rakyatnya dengan kedok AGAMANYA, yang penting dapat uang banyak dari rekanannya, rakyat cukup dikasih "bantuan" buat membangun tempat ibadahnya saja sudah seneng setengah mati, karena merasa dekat sorga.
Dan mafia TRIAD cukup ketar-ketir menghadapi gerak kuda Presiden Jokowi yang sulit ditebak arahnya, lalu jurus apa untuk menghadapi Presiden kerempeng bernyali Banteng ini?
Mafia Yakuza
Jepang pernah merasakan nikmatnya ketika MENGAKU sebagai "saudara tua" bangsa Indonesia, dan dengan liciknya menjajah selama 3,5 tahun dan begitu rakus mengangkut segala hasil kekayaan yang ada di negeri ini dengan cepat dan sadisnya.
Dan PARA PRIYAYI pun tak memperdulikan rakyatnya, yang penting kehidupannya nikmat. Nasib sedih bangsa ini tertolong saat Perang Dunia 2 meletus, dengan cepat para pejuang Indonesia bergerak memproklamasikan kemerdekaannya, sejak itu Indonesia menjadi negeri yang bebas dari penjajahan ASING maupuan ASENG, apakah benar demikian?
Dengan berlalunya waktu menikmati kemerdekaannya ini, tidak serta merta bangsa ini bangkit dari keterpurukan perekonomiannya, tapi masih harus berjuang menghadapi bangsanya sendiri, saling berebut kekuasaan demi memperkaya diri sendiri atau organisasinya.
Melihat peluang itu, Jepang masuk lagi dengan Mafia Yakuza yang lebih modern, dengan teknologi dan lobby, bukan dengan gaya Yakuza murni yang terkenal kejam dan sadis itu.
Sikap rakyat Jepang yang pantang menyerah begitu cepat bangkit dari keterpurukan akibat BOM yang meluluhlantakkan kota-kota besarnya, SDM diutamakan, negerinya yang tak sekaya Indonesia harus bisa memiliki manusia yang pintar dan tangguh, dan Jepang berhasil.
Sementara Indonesia negeri yang penuh kolam susu, tongkat kayu bisa jadi tanaman, BATU KALI bisa jadi AKIK, laut dan hutannya menyimpan kekayaan yang begitu besar, namun SDM-nya begitu lemah tak dipelihara, hanya diberi asupan AGAMA saja, agar bisa masuk KOLAM SORGA dengan segala kenikmatan yang tak bisa dibuktikan dengan nyata.
Akibatnya mudah sekali "diserang" ASING dan ASENG dengan kemampuan SDM-nya yang jauh di atas kita. Mafia YAKUZA akhirnya menguasai Indonesia, jalan-jalan dipenuhi MERK JEPANG dari Sabang sampai Merauke, kita hanya bisa teriak-teriak kafir saja sambil menyetir mobil buatan mereka sambil geleng-geleng kepala merasa sudah berada di sorga.
Pemerintah Indonesia pun semakin lama semakin berat, penduduk bertambah besar, kendaraan semakin padat, konsumsi BBM semakin boros, akhirnya masalah BBM akan menjadi problem tahunan yang tak pernah sepi dari demontrasi.
Jalan Raya vs Rel KA
Mafia Yakuza berusaha keras agar Indonesia JANGAN MEMBANGUN REL Kereta Api baru, sebab kalau Indonesia banyak dibuat Rel KA baru, Mobil besar pengangkut barang produk Jepang itu tidak mungkin laku laris di sini.
Para Yakuza bekerja sama dengan Mafia TRIAD pun berusaha mempengaruhi pemerintah agar tidak membangun REL KA, tapi terus mendorong membuat JALAN TOL BARU agar produk mereka lebih lancar berjalan.
Sementara pemerintah sibuk memberi Subsidi BBM yang faktanya sebagian besar dinikmati oleh pengguna mobil pribadi (golongan atas) dan pengguna sepeda motor (golongan menengah).
Sementara rakyat miskin hanya mendapatkan dampak subsidi BBM melalui angkutan umum, angkutan barang, transportasi laut, rumah tangga, dan perikanan.
Di negerinya ASING dan ASENG justru barang-barang diangkut menggunakan kereta barang dan kapal laut untuk jarak jauh. Jika barang diangkut menggunakan truk, konsumsi BBM-nya akan lebih mahal dibandingkan dengan Kereta Api, apalagi jika diangkut menggunakan kapal laut.
Jika diangkut menggunakan Kereta Api, barang akan lebih cepat sampai di tujuan, dibandingkan dengan truk yang terkadang berjalan LAMBAT di tanjakan, ditambah lagi supirnya perlu istirahat di malam hari atau jika mengantuk.
Menggunakan Kereta Api konsumsi BBM-nya jauh lebih sedikit dibandingkan truk dan juga hanya perlu menggaji beberapa masinis untuk mengangkut barang dalam jumlah yang besar, dibandingkan dengan 1 truk 1 supir atau lebih.
Dari perhitungan itu saja, betapa borosnya Indonesia selama ini. Boros mengkonsumsi BBM, boros MENAMBAL ULANG jalan raya yang cepat rusak itu, dan serba mahal barang-barang konsumsi yang kita beli, karena memang ongkos angkutnya juga mahal.
Makanya mereka selalu MENGHALANGI agar Indonesia tidak banyak membuat Rel KA dan memberi solusi untuk terus MENSUBSIDI rakyatnya, utang pun akan dipermudah pihak ASING dan ASENG, dengan demikian produk-produk hasil karya anak bangsa yang sudah dididik itu bisa terbeli di negeri yang lebih mengutamakan masuk sorga ini.
Jadi TRIAD dan YAKUZA memang sudah lama masuk Indonesia, diterima dengan ramah, diberi kemudahan asal para pejabatnya makmur, rakyat modar dalam kemiskinannya, biarin saja, yang penting rakyat miskin cukup didoain saja masuk sorga bila mati kelaparan.
Jurus Maut
Tentu saja Mafia YAKUZA dan Mafia TRIAD jarang terjadi perang secara frontal, karena masing-masing sudah berbagi rejeki di negeri sorgawi yang penghuninya sibuk mencari sorga itu.
Begitulah sepintas gambaran negeri ini bila masih saja berteriak kita dikuasai ASING dan ASENG, namun tak pernah bertindak secara nyata untuk MEMUTUS gerak mereka, karena sudah MINGKEM saat diberi FULUS mereka.
Presiden Jokowi tentunya PAHAM dengan peta di negeri ini, makanya Jokowi melakukan tindakan yang begitu cepat hingga membuat rakyat menjerit kalap.
Lihatlah, sebelum BBM dikurangi subsidinya, Indonesia mengeluarkan subsidi 414,7 Triliun, dimana 300 Triliunnya untuk subsidi BBM, sementara sisanya untuk subsidi listrik, gas, kesehatan, dan lain sebagainya.
Padahal dengan uang 300 Triliun bisa untuk membangun infrastruktur YANG BELUM ADA di sebagian wilayah Indonesia, utamanya di luar Pulau Jawa.
Tentu saja dengan uang 300 Trilliun tidak akan bisa membangun infrastruktur dengan lebih banyak, apalagi kita belum mempunyai SDM yang memadai serta anggaran yang cukup, sebab UTANG sebelum Jokowi sudah demikian besarnya, mencapai 3000 Trilliun, bagaimana bisa membangun kalau semua subsidi buat rakyat itu buat BAYAR UTANG?
Padahal Indonesia MEMBUTUHKAN DANA 7000 Trilliun untuk membangun dari Sabang sampai Merauke ini, uang darimana?
Akhirnya Presiden Jokowi pun melakukan kunjungan ke negeri para TRIAD dan YAKUZA itu. Karena Jokowi bukan berasal atau keturunan MILITER, tentu tidak dengan jurus "ngajak perang", tapi menggunakan JURUS MAUT yang mereka kuasai sejak lama itu, dan dipakai langsung ke arah KEPALA mereka, Pemerintah Jepang dan China (Tiongkok).
Diplomasi yang cantik, dengan bahasa sederhana, singkat dan jelas pada tujuannya, nyatanya para BOS BESAR di Jepang dan China justru sangat respek pada gaya Jokowi itu. Mereka tidak tanggung-tanggung SIAP membantu Indonesia dengan dana besar dan SDM yang mumpuni untuk membangun infrastruktur dan segala hal yang dibutuhkan negeri ini.
Dan puluhan sampai ratusan triliun rupiah duit para investor siap masuk Indonesia, para Mafia TRIAD dan YAKUZA hanya bisa melongo dan berusaha mencari celah lain untuk menghadapi Presiden kurus kerempeng namun CERDIK ini.
Tunggu 3-5 tahun lagi, pembangunan infrastruktur di Indonesia akan mengalami PERUBAHAN BESAR! Bersabarlah dan terus berdoa dan mendukung pemerintah ini agar semua rencana berjalan lancar dan kelak bangsa ini pelan-pelan bisa mengurangi utangnya.
Salam NKRI Raya!
Sumber : Catatan Maz Toni Aka Tante Paku dan BeritaIntrikdotcom.
0 Response to "Inilah Jurus Maut Jokowi Menghadapi Triad Dan Yakuza"