SUARA KAMI - Ketika bapaknya jadi Presiden, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas memang banyak diamnya, maklum merasa nyaman bermain di belakang layar, hingga tidak perlu banyak komentar, tapi ketika bapaknya sudah pensiun dan Ibas dilantik jadi Sekretaris Jenderal Partai Demokrat mulai berani mengkritisi segala kebijakan Presiden pengganti bapaknya itu.
Soal kenaikan BBM pun protes, padahal bapaknya juga menaikkan BBM toh si Ibas MINGKEM saja. Mudah untuk bicara retorika seperti Ibas ini . Tapi bagaimana solusinya mengembalikan kehidupan bangsa ini menjadi normal kembali?
Bagaimana komentar Ibas soal penenggalaman kapal asing yang secara ilegal memasuki wilayah perairan Indonesia?
Ibas : "Yang penting jangan gaduh. Boleh, kalau mengikuti aturan main yang berlaku, tetapi jangan buat gagah-gagahan,"
JAWAB : "Sebenarnya penenggalama kapal itu nggak gaduh kok Bas Ibas, cuma kamu saja yang ikut menambah gaduh berkomentar! Semua sudah prosedural lho."
Ibas : "Indonesia selama ini sudah menjalin hubungan yang baik dengan negara-negara tetangga yang sudah dijalin bapak saya selama ini. Saya tidak mau aksi penenggelaman kapal tersebut justru membuat hubungan internasional Indonesia menjadi rusak. Jangan sampai tetangga kita resah"
JAWAB : "Saudara Ibas, Anda sebagai Sekjen Partai kok tidak paham undang-undangnya hingga mengatakan begitu? Penenggalaman kapal itu BUKAN PERANG ANTAR NEGARA, tapi antara Negara Indonesia DENGAN oknum PENCURI dari negara tetangga yang melintasi wilayah perairan Indonesia dan itu melanggar undang-undang. Coba Ibas baca ulang lagi peraturan penenggalaman kapal itu di bawah ini :
Pasal 69 ayat (1) dan (4) Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Aturan dalam ayat (1) berisi, "Kapal pengawas perikanan berfungsi melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang perikanan dalam wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia."
Adapun ayat (4) berbunyi, "Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana ayat (1) penyidik dan atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan atau penenggelaman kapal perikanan berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup."
***
Apa si Ibas ini tidak tahu jika pemerintahan Jokowi harus menanggung utang luar negeri 3.000 triliun lebih dan pendapatan negara yang makin menurun akibat pemerintah SBY 10 tahun yang lalu?
Apakah rakyat akan terus kita tipu dengan BAHASA RETORIKA dan kunjungan PENCITRAAN saja?
Ataukah para pemimpin elit itu berlagak tidak tahu dan terus menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi selama pemerintahan SBY?
Ketika berkomentar lagak sok pandai tapi tidak tahu bahwa negara ini nyaris bangkrut jika tidak hidup dari utang luar negeri. Lantas kapan bangsa kita akan mandiri?
Tentu akan diawali dengan perjuangan berat. Saatnya dimulai dengan kejujuran. PEMERINTAH BARU harus jujur kepada rakyat sepahit apapun resiko yang dihadapi. Jangan sekadar pencitraan tapi tidak jujur.
Semoga pemerintahan Jokowi-JK terus bekerja keras untuk mendorong rakyatnya tidak menganggur. Tapi semuanya kompak mau bekerja keras hingga menjadi bangsa yang produktif.
Salam NKRI Raya!
Ibas Merasa Gagah Mengkritik Jokowi Sampai Lupa Bapaknya Lebih Banyak Pencitraan Hingga Utang Negara Membengkak!
Oleh: Catetan MAZ TONI Aka Tante Paku
Net
Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas
|
Soal kenaikan BBM pun protes, padahal bapaknya juga menaikkan BBM toh si Ibas MINGKEM saja. Mudah untuk bicara retorika seperti Ibas ini . Tapi bagaimana solusinya mengembalikan kehidupan bangsa ini menjadi normal kembali?
Bagaimana komentar Ibas soal penenggalaman kapal asing yang secara ilegal memasuki wilayah perairan Indonesia?
Ibas : "Yang penting jangan gaduh. Boleh, kalau mengikuti aturan main yang berlaku, tetapi jangan buat gagah-gagahan,"
JAWAB : "Sebenarnya penenggalama kapal itu nggak gaduh kok Bas Ibas, cuma kamu saja yang ikut menambah gaduh berkomentar! Semua sudah prosedural lho."
Ibas : "Indonesia selama ini sudah menjalin hubungan yang baik dengan negara-negara tetangga yang sudah dijalin bapak saya selama ini. Saya tidak mau aksi penenggelaman kapal tersebut justru membuat hubungan internasional Indonesia menjadi rusak. Jangan sampai tetangga kita resah"
JAWAB : "Saudara Ibas, Anda sebagai Sekjen Partai kok tidak paham undang-undangnya hingga mengatakan begitu? Penenggalaman kapal itu BUKAN PERANG ANTAR NEGARA, tapi antara Negara Indonesia DENGAN oknum PENCURI dari negara tetangga yang melintasi wilayah perairan Indonesia dan itu melanggar undang-undang. Coba Ibas baca ulang lagi peraturan penenggalaman kapal itu di bawah ini :
Pasal 69 ayat (1) dan (4) Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Aturan dalam ayat (1) berisi, "Kapal pengawas perikanan berfungsi melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang perikanan dalam wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia."
Adapun ayat (4) berbunyi, "Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana ayat (1) penyidik dan atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan atau penenggelaman kapal perikanan berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup."
***
Apa si Ibas ini tidak tahu jika pemerintahan Jokowi harus menanggung utang luar negeri 3.000 triliun lebih dan pendapatan negara yang makin menurun akibat pemerintah SBY 10 tahun yang lalu?
Apakah rakyat akan terus kita tipu dengan BAHASA RETORIKA dan kunjungan PENCITRAAN saja?
Ataukah para pemimpin elit itu berlagak tidak tahu dan terus menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi selama pemerintahan SBY?
Ketika berkomentar lagak sok pandai tapi tidak tahu bahwa negara ini nyaris bangkrut jika tidak hidup dari utang luar negeri. Lantas kapan bangsa kita akan mandiri?
Tentu akan diawali dengan perjuangan berat. Saatnya dimulai dengan kejujuran. PEMERINTAH BARU harus jujur kepada rakyat sepahit apapun resiko yang dihadapi. Jangan sekadar pencitraan tapi tidak jujur.
Semoga pemerintahan Jokowi-JK terus bekerja keras untuk mendorong rakyatnya tidak menganggur. Tapi semuanya kompak mau bekerja keras hingga menjadi bangsa yang produktif.
Salam NKRI Raya!
Ibas Merasa Gagah Mengkritik Jokowi Sampai Lupa Bapaknya Lebih Banyak Pencitraan Hingga Utang Negara Membengkak!
Oleh: Catetan MAZ TONI Aka Tante Paku
0 Response to "Ibas Merasa Gagah Mengkritik Jokowi Sampai Lupa Bapaknya Lebih Banyak Pencitraan Hingga Utang Negara Membengkak!"