Blog Mas Toni
PM Australia Tony Abbot dan Presiden RI Joko Widodo
|
Australia memang paling getol dalam membela warga negaranya, duo Bali Nine walau sudah jelas tertangkap basah membawa narkoba di Indonesia, mereka terus berusaha agar warga negaranya diberi remisi atau dibebaskan sekalian. Berbagai cara sudah dilakukan, misalnya :
1. Warga Australia ramai-ramai boikot Bali dengan tagar #BoycottIndonesia dan #BoycottBali begitu riuh menghiasi sosial media di Australia sebagai bentuk kecaman mereka terhadap eksekusi mati. Ada yang mengaku membatalkan, ada pula yang enggan mengisi masa liburannya ke Indonesia.
"@jokowi_do2 Jika anda berpikir narkoba dalah masalah, tunggu sampai anda melihat akibat dari KEHILANGAN TURIS #BoycottIndonesia
#MaryJaneVeloso," tulis akun Twitter @kowloonsunday.""Bali baru saja mati di hatiku dan ribuan lainnya. #boycottbali #BoycottIndonesia," sahut @fleeatweet."
"Saya sudah berencana isi liburan ke Indonesia tahun ini tapi saya akan menghabiskan uang saya di negeri sendiri #BoycottIndonesia @jokowi_do2," sahut @SBAdelaide."
NKRI Raya MENJAWAB : "Jika NARKOBA bukan masalah, bagaimana kalau semua penjahat narkoba yang tertangkap di Indonesia kita ekspor ke Autralia, biar negeri Kanguru itu merasakan bagaimana beratnya DARURAT NARKOBA itu, apakah Australia setuju dengan opsi ini?
Jika penjahat narkoba hasil ekspor kita tertangkap, silahkan menghukum sesuai protesmu itu, Indonesia tidak bakalan protes tapi TIDAK BOLEH diretur ke Indonesia lho.
Jika TURIS Australia tidak mau ke Bali atau Indonesia, malah beneran, Indonesia tidak kemasukan TURIS NARKOBA dari sono, kita akan perdayakan TURIS LOKAL atau turis dari negara lain dengan diskon menarik. Buat apa kemasukan turis Australia kalau cuma bawa narkoba yang bisa membinasakan ribuan generasi muda Indonesia?
Kalau turis Australia yang WARAS tentu tidak akan ikut-ikutan memboikot Bali atau Indonesia, anggap saja yang memboikot gerombolan TURIS NARKOBA, Indonesia malah berterima kasih untuk kesadaran para turis narkoba untuk tidak masuk wilayah Indonesia."
2. Australia juga mengancam akan memutus hubungan bilateral ekonomi dengan Indonesia demi membela PENJAHAT NARKOBA.
NKRI Raya MENJAWAB : "Produk Australia di Indonesia terbilang besar. Komoditas yang diimpor Indonesia antara lain Gandum, hewan ternak hidup, Gula, Briket Batu Bara, Daging Beku, Alumunium, Bijih Besi, besi bekas dan produk harian masyarakat.
Nilai impor gandum Indonesia dari Australia tahun 2014 saja sekitar USD 1,26 miliar, sedangkan untuk nilai ekspor gandum Australia ke dunia di tahun yang sama senilai USD 5,37 miliar.
Nah apa Australia berani kehilangan miliaran USD dari Indonesia? Toh Kementerian Perdagangan sudah mengatakan TAK GENTAR bila hubungan dagangnya putus dengan Autralia. Indonesia bisa impor dari negara lain, apa susahnya?
Nyatanya Australia tidak berani memutuskan hubungan bilateral ekonominya dengan Indonesia, sebab Indonesia termasuk berpenduduk besar dan mereka berharap masih bisa "dibodohi" dengan segala SUAP dan politik ADU DOMBA antar pemeluk Agama yang ada, benarkah demikian?
3. Australia mengancam menarik duta besarnya dari Indonesia.
NKRI Raya MENJAWAB : "Dalam hal ini Presiden Jokowi sudah menjawabnya dengan tegas, bahwa hukuman mati masih digunakan di Indonesia. Dan dalam hukum positif Indonesia, hukuman mati terhadap terpidana kejahatan luar biasa masih berlaku, termasuk di dalamnya terpidana mati kasus narkoba.
“Jadi hukuman mati ada di hukum positif kita. Tetap akan berlaku. Saya katakan sekali lagi ini kedaulatan hukum,” demikian Jokowi
Jadi, silahkan saja mau menarik duta besarnya dari Indonesia, malah beneran, nanti kantornya bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih menguntungkan.
4. Australia mengancam akan membongkar kecurangan Jokowi dalam Pilpres kemarin jika melaksanakan hukuman mati, karena Autralia sudah MENYADAP teleponnya Jokowi.
NKRI Raya MENJAWAB : "Dari dulu Australia koar-koar berhasil menyadap gerak langkah Jokowi dimana saja berada, namun tak pernah bisa membuktikannya, hanya ancaman pepesan kosong belaka.
Ada cerita yang saya dengar dari Intelijen Australia yang konon masuk dalam TIM The Australian Secret Intelligence Service (ASIS). Katanya memang ada tugas khusus untuk mengumpulkan segala informasi dari Indonesia, maka mereka menyebar anggota ASIS untuk menyadap percakapan telepon selular para pejabat di Indonesia, termasuk Jokowi, yang dianggapnya TOKOH yang sangat populer saat itu.
Namun intelijen Astralia itu malah sering MEWEK-MEWEK dalam laporannya pada atasannya, katanya susah menyadap Jokowi dari dulu. Bahkan ketika sudah jadi presiden, Jokowi tetap susah disadap, sebab di Istana Negara, ruangan Presiden Jokowi malah SANGAT SEDERHANA SEKALI, lebih mewah dan canggih kantornya Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan!
Bagaimana susahnya intelijen Australia itu mau memasang alat penyadap di kantornya presiden yang simple tanpa banyak alat elektronik itu, pasti mudah ketahuan. Karena kantornya sederhana, setiap hari selalu dilakukan pemeriksaan rutin di setiap sudutnya.
Mau menyadap telpon genggamnya Jokowi, Jokowi malah jarang membawa HP, dan HP-nya termasuk JADUL bukan yang canggih, jadi malah susah disadap, karena ketika disadap, suaranya yang keluar cuma "KRESEK-KRESEK" tidak jelas.
Juga ketika mengancam soal KECURANGAN JOKOWI DALAM PILPRES, Intelijen Australia itu hanya bisa MENGELUARKAN AIR MATA BUAYA saja. Ketika rapat tertutup dan menggelar semua bukti yang ada, JUSTRU data yang masuk mengungkapkan yang banyak curangnya ternyata CAPRES lawannya Jokowi.
"Di salah satu wilayah Madura dan beberapa wilayah lainnya, suara Jokowi malah dapat NOL, artinya YANG CURANG ternyata bukan Jokowi, terus aku mau merekayasanya gimana, kalau faktanya demikian?" kata Intelijen Australia itu mati kutu.
Akhirnya, semua ancaman dan protes Autralia itu memang PEPESAN KOSONG saja, sekedar buat PENCITRAAN belaka, agar pejabat tingginya dapat simpati dari rakyat karena telah berusaha keras membela warga negaranya yang berprofesi sebagai PENJAHAT NARKOBA itu.
Sekali lagi ketegasan dan keteguhan Jokowi dalam mempertahankan hukuman mati di Indonesia tak goyah oleh segala ancaman, dan Australia sudah membuktikannya sendiri. Segala gertak sambalnya tak membuat Presiden Jokowi bergeming. Semua dilaksanakan sesuai hukum yang berlaku.
Presiden Jokowi bukan Presiden sempurna, sebab tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Begitupun tidak ada pemimpin yang sempurna. Sejatinya Rakyat adalah menjadi pelengkap bagi kekurangan sang Pemimpin. Dan sang Pemimpin adalah menjadi pelengkap bagi kekurangan Rakyat. Rakyat dan pemimpin seharusnya bersama bahu membahu dalam membangun bangsa bukan saling mencaci tanpa solusi.
Salam NKRI Raya!
Sumber: Blog Catetan Maz Toni Aka Tante Paku
0 Response to "Ternyata Ketegasan Jokowi Membuat Australia Mati Kutu"