Bukan karena Jokowi penyuka musik metal lalu diplesetkan menjadi REVOLUSI METAL itu namanya NAKAL. seperti para HATERS Jokowi yang kadang nakal karena tidak sepaham dengan program yang dijalankan pemerintah, lantas terus menghujat atau memfitnah karena rasa dendam yang tak jelas, makanya sering bilang SAKITNYA TUH DI SINI sampai berhari-hari.
Senyum dan tawa pun kadang lupa diletakkan pada konteks dan suasana dan ditangkap pembaca dengan tidak jeli akhirnya muncullah skandal humor, walau sudah berusaha hati-hati mengontrol bagian tubuh yang bisa menimbulkan senyum dan tawa itu.
Senyum Jokowi adalah senyum nasional, namun tampak hati-hati ketika konteksnya tidak tepat untuk tersenyum dan tertawa. Orang tersenyum dan tertawa biasanya ada dorongan peristiwa dari luar, atau ada orang yang membuatnya tersenyum dan tertawa. Tapi dalam musibah apakah kita harus tersenyum dan tertawa?
Orang Jepang tidak mudah tersenyum dan tertawa karena pengaruh ajaran BUSHIDO. Seperti juga orang Jerman dan orang Rusia terkenal mahal senyumnya, apalagi tawa lepas, bukan karena tidak suka humor, karena prinsip mereka HIDUP ITU KERJA, makanya selalu serius.
Orang Inggris dikenal dengan SENYUM SINISNYA alias seperlunya, orang Italia malah suka tertawa lepas hingga dianggap kurang serius, lalu bagaimana dengan orang Indonesia?
Walau BBM dan harga-harga naik, orang Indonesia masih bisa tersenyum dan tertawa lepas, dari wilayah sedih, gembira, marah, serius atau tidak serius, semua bisa diungkapkan dengan senyum dan tawa. Itu tercermin dari Presiden era ORBA Pak Harto, walau tidak nyambung beliau selalu tersenyum hingga mendapat julukan THE SMILING GENERAL oleh OG Roeder penulis biografinya.
Tabiat dan budaya suatu bangsa memang berbeda-beda, kelonggaran ekspresi dan komunikasi pun berlainan, walau senyum dan tawa itu GRATIS, namun ada etikanya juga, jadi hidup ini memang tidak semua bisa gratis 100 persen.
Presiden Soeharto yang dari militer dan dapat pangkat Jenderal Besar saja tidak berkesan ANGKER dan SERIUS namun penuh dengan senyuman, Jadi kalau rakyat berharap Jokowi sebagai presiden harus angker dan serius agar tampak berwibawa, itu jelas keinginan yang dipaksakan.
Dalam tragedi kemanusian, Anda akan sulit melihat Jokowi tersenyum dan tertawa-tawa ketika BLUSUKAN di tempat kejadian. Artinya tertawa dan tersenyum itu tidak semudah dan seenteng yang kita duga, walau gratis senyum dan tawanya.
Senyum Jokowi adalah senyum nasional, karenanya beliau tersenyum dan tertawa dalam konteks dan suasana, tidak asal tersenyum dan tertawa begitu saja.
Salam NKRI Raya!
Oleh: Catetan MAZ TONI Aka Tante Paku
0 Response to "Senyum Jokowi Senyum Nasional"