Selamat Datang - Wellcome

Ketika Ketum PBNU Mengucapkan Selamat Hari Natal

SUARA KAMI - Orang nomor satu di PBNU, KH. Said Aqil Siradj (SAS), secara publik mengucapkan selamat hari Natal kepada ummat Kristiani yang merayakannya. Beliau mengaku tidak risau dengan polemik terkait ucapan selamat Natal yang selalu marak setiap bulan Desember di Indonesia itu. Bahkan, SAS menyatakan "(k)ami harap masyarakat bisa menghormati Hari Natal. Kita tunjukan bahwa Indonesia bangsa yang beradab dan modern, tak seperti di Timur Tengah."

Ketika Ketum PBNU Mengucapkan Selamat Hari Natal
Tempo.co
KH. Said Aqil Siradj
"Tak masalah, saya mengucapkan hari lahirnya Isa Al-Masih. Selamat hari Natal kepada saudara kita umat Kristen," kata Said di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Desember 2014, seperti dilansir oleh Tempo.co, 24/12/14.

Said berharap toleransi antarumat beragam bisa terwujud. "Mudah-mudahan kita mendapat berkah Tuhan. Bangsa Indonesia semakin jaya dan sejahtera."

Saya terus terang tidak paham dengan ucapan terakhir itu, karena faktanya di berbagai negara di Timur Tengah, justru mengucapkan selamat Natal kepada ummat Kristiani sudah lama dilakukan, seperti di Iran, Mesir, Syiria, Yordan, Qatar, UEA, dll. Barangkali kemunculan kelompok Islam radikal kini membuat hal-hal seperti itu kurang tampak di kawasan tersebut. Sama juga dengan di Indonesia, baru beberapa tahun terakhir ini saja, kehebohan soal selamat Natal makin marak gara-gara pembiaran terhadap kelompok penjonru oleh aparat Pemerintah dan sebagian anggota masyarakat sipil.

Terlepas dari pandangannya soal Timteng di atas, langkah Ketum PBNU itu perlu diapresiasi karena efeknya sangat positif bagi upaya peningkatan kualitas hubungan lintas-agama dan kehidupan kebangsaan yang terasa makin merosot di era pasca Reformasi ini. Ummat Islam, dan termasuk ormas Islam terbesar di Indonesia, NU, tentunya ikut bertanggungjawab jika kehidupan berbangsa ini terganggu oleh sekelompok kaum radikal yang menggunakan kebencian sebagai landasan propaganda dan aksi mereka.

Sesungguhnyalah radikalisme tidak akan bisa dicegah dan diberantas hanya dengan penegakan hukum dan kekuatan politik saja. Tetapi perlu pendekatan budaya yang mengedepankan sikap toleransi dan menolak kekerasan, apalagi kebencian. Pendekatan PBNU dan SAS saya rasa sudah tepat dan perlu disebarluaskan ke seluruh Indonesia dan bahkan dunia Islam. Biarlah kaum pembenci dan penjonru melihat sendiri bahwa kampanye dan aksi-aksi mereka akan semakin ditinggalkan ummat Islam dan mengalami kegagalan di Indonesia.

Penulis: Prof. Muhammad AS Hikam

0 Response to "Ketika Ketum PBNU Mengucapkan Selamat Hari Natal"