Facebook.com/Tempo.co
Fuad Amin Imron, Ketua DPRD Bangkalan
|
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan Fuad Amin Imron ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi atas dugaan menerima suap saat menjabat Bupati Bangkalan. Selama sepuluh tahun menjadi bupati, Fuad, 66 tahun, sempat terlilit sejumlah masalah. (Tempo.co, Selasa, 2 Desember 2014)
Saya pribadi kenal dengan FA, kendati tidak terlalu lama dan belum bisa disebut akrab. Saya tahu dan kenal karena FA pernah menjadi anggota DPR FKB (1999-2004) dan sering bertemu dengan almaghfurlah GD. FA secara pribadi, orangnya humoris tetapi juga bisa bersikap keras, seperti stereotipe yang sering kita dengar tentang suku Madura. Saya juga kenal lumayan baik dengan keponakan FA, yaitu Ra. Imam Kholil (IK), politisi dan Kyai yang juga dalam kaitan dengan PKB pada saat alm GD memimpin. Kebetulan IK juga pernah di DPR-RI masa bakti 2004-2009, bersama saya. IK, berbeda dengan FA, lebih serius dan pendiam serta tidak sehumoris FA. Paman dan keponakan ini adalah rival politik di Bangkalan setelah sang keponakan dihalangi untuk menjadi calon bupati melawan anak sang Paman.
Saya tidak mengikuti dari dekat perkembangan karier FA Sebagai politisi dan pimpinan Daerah Bangkalan. Hanya dari berbagai informasi yang saya kumpulkan, tampaknya FA sangat piawai dalam bermanuver politik sehingga berhasil membangun semacam dinasti politik di Kabupaten tsb. Modal utama FA adalah status sosial yang sangat terpandang, yaitu sebagai Kyai dan keluarga terpandang di Bangkalan (keturunan mBah Kholil Bangkalan, salah satu pendiri NU yang paling dihormati dan dikenal sebagai waliyullah di kalangan nahdliyyin), ditambah pendekatan terhadap masyarakat Bangkalan dengan mengkombinasikan faktor kharisma dan kekuasaan (termasuk, tentu saja, kekuatan dana).
FA berhasil menjabat dua kali sebagai Bupati, dan seandainya tidak ada batasan mungkin bisa lebih. Dan jika dilihat dari perolehan suara dalam Pilkada, FA meraup dukungan yang fantastis, yakni di seputaran 90% ! Kepiawaian itu pula yg berhasil mengorbitkan anak FA, Makmun Fuad (MF), sebagai penerus Bupati, kendati yang bersangkutan masih belum berpengalaman dan berusia sangat muda. Salah satu keberhasilan tsb adalah dengan membendung majunya IK yang juga kharismatik dan menjadi penantang anak FA paling kuat. Dan inilah yang membuat perseteruan FA vs IK menjadi kian dalam dan berkesinambungan.
"Sejak 2012 lalu, ketika saya dijegal oleh FA di Pilbup lewat tangan KPUD, saya bersama teman Shohib (Sahabat Imam Buchori) mempunyai nazar akan menyembelih sapi jika Fuad Amin ditangkap KPK atau meninggal," terang IK, dilansir Okezone.com (2/12/14).
Usai menjadi Bupati, FA ganti menjadi Ketua DPRD lewat partai Gerindra. Sejatinya bagi FA parpol mungkin tak terlalu penting, hanya kendaraan yang niscaya saja. Karena apapun parpolnya, figur FA akan tetap moncer karena dukungan rakyat Bangkalan terhadapnya masih kuat. Posisi Ketua DPRD sangat penting untuk mem-back-up Bupati, yang juga sang anak, dari lawan-awan politiknya yang bukan tak mungkin bisa menggangu dinasti yang berkuasa. Dan barangkali inilah salah satu sumber masalah bagi FA karena kemudian ternyata dalam posisi itu pula karier politiknya terancam mengalami kehancuran. Kasus korupsi yang dituduhkan oleh KPK mengakhiri kejayaan FA dan membuka peluang bagi IK untuk kembali ke pentas politik Bangkalan lagi!
Bisa jadi, kasus tipikor ini baru sebuah pintu awal untuk kasus-kasus lain yang bisa saja melibatkan FA. KPK biasanya menggunakan pendekatan ini untuk memperluas cakupan masalah tipikor, termasuk TPPU dll, yang ternyata sukses menjaring banyak koruptor kakap yang berasal dari para penyelenggara negara, seperti Akil Mochtar (AM), Angelina Sondakh (AS), Andi Mallarangeng (AM), dan Nazaruddin (N). Kemungkinan FA mengikuti jejak mereka masih terbuka, apalagi jika elit politik dan birokrasi di Bangkalan nanti ikut buka mulut.
KH Imam Buchori Cholil melaksanakan nazar atas ditangkapnya Ketua DPRD Bangkalan, Fuad Amin, Selasa (2/12/2014). Ketua DPD Nasdem Bangkalan ini menyembelih seekor sapi di Pondok Pesantren Ibnu Cholil, Kelurahan Mlajah, Kecamatan Kota, Bangkalan, Madura, dikutip dari Okezone.com (2/12/14)
Walhasil, Bangkalan pun akan menyaksikan kelanjutan serial pertarungan politik antar keluarga ini. Untuk sementara, IK tampak sangat puas dengan tertangkapnya FA oleh KPK. Dan penyembelihan sapi adalah syukuran IK bagi kemalangan yg menimpa FA. [ASHikam]
Penulis: Prof. Muhammad AS Hikam
0 Response to "Balada Ra. Fuad Amin, Mantan Bupati Bangkalan Madura"