detik.com
Guru Besar Universitas Hasanuddin, Profesor Musakkir
|
Sesungguhnya kasus Guru Besar Unhas tsb, hanya pucuk dari gunung es dalam perkara narkoba yang terkait dengan elit. Bahkan, mirip dengan kasus tindak pidana korupsi, kalau ada yang tertangkap seperti Profesor Musakkir dari Unhas itu, bisa saja ada yang komentar sinis: "Ah itu kan karena dia sedang sial saja." Itu karena peredaran narkoba dalam berbagai jenis sudah begitu marak dan masyarakat sebenarnya juga permisif dalam menyikapi hal itu. Bahkan hukum formal pun tampaknya tidak terlalu "serius" dalam hal para pengguna yang tertangkap. Paling pol nanti hukumannya rehabilitasi. Ujung-ujungnya, narkoba, seperti korupsi, yang seharusnya dimasukkan dalam kategori masalah yang mengancam kehidupan masyarakat dan berbahaya bagi keamanan nasional, hanya menjadi semacam kabar klangenan atau sensasional saja.
Belum lagi kalau dikaitkan dengan dimensi ekonomi narkoba tsb, yang merupakan bisnis milyaran bahkan trilyunan. Perdagangan dan peredaran narkoba, ironisnya, justru marak di Lapas, dan bahkan pernah diberitakan adanya Lapas yang menjadi pusat mengatur bisnis narkoba tsb. Kalau Lapas saja sudah menjadi salah satu jejaring peredaran dan bisnis narkoba, maka tidak ada tempat lain yg imun. Apalagi kampus, hotel, pasar, mall, dsb.
Jadi, ketika saya membaca kabar tertangkapnya Gurubesar Ilmu Hukum Unhas sedang nyabu dengan dosen lain dan seorang mahasiswi berparas ayu di sebuah hotel, saya cuma bisa senyum kecut dan dalam hati bertanya: "So what, gitu loh?" [ASHikam]
Catatan: Prof. Muhammad AS Hikam
0 Response to "Seorang Guru Besar Tertangkap Sedang Nyabu, "So What Gitu Loh?""