Selamat Datang - Wellcome

Memperingati Hari Guru Nasional - Guru: Pengajar, Pendidik, Profesi dan Pengabdian

SUARA KAMI - Sebuah Catatan dari Anggota Group Facebookers Anak Siantar, Saut Donatus Manullang Penuturkata Pemantunsantun tentang Guru: Pengajar, Pendidik, Profesi dan Pengabdian dalam rangka Memperingati Hari Guru Nasional.

Memperingati Hari Guru Nasional - Guru: Pengajar, Pendidik, Profesi dan Pengabdian
Net
Ilutrasi Guru Lagi Mengajar

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada Group Facebookers Anak Siantar.

Group Facebookers Anak Siantar atau sebuh saja Grup AS merupakan guru bagiku, saya banyak belajar dari setiap kiriman status, cerita dibalik sebuah foto, komentar dan diskusi panjang di dalam grup ini. Sudah sepatutnya saya berterimakasih kepada seluruh penghuni Grup AS.


Memperingati Hari Guru Nasional - Guru: Pengajar, Pendidik, Profesi dan Pengabdian
Berikut tulisanku khusus memperingati Hari Guru yang juga kutulis di situs kompasiana.com.

Pasti kita semua masih mengingat nama-nama guru kita ketika duduk di bangku SD, SMP, SMA atau PT. Biasanya nama guru yang paling melekat di ingatan adalah guru yang pernah meninggalkan kesan kepada kita. Kesan yang membekas di ingatan tentu ada yang baik/indah atau ada pula kesan buruk. Kesan baik timbul ketika kita mengingat betapa mulia pekerjaan seorang guru. Dengan penuh lembut dan kesabaran mengenalkan kita deretan huruf dan angka. Dengan tekun mengajarkan bagaimana cara beretika dalam kelas, bagaimana moral itu harus dijaga dan mengajarkan nilai-nilai kehidupan.

Sebagaimana umumnya sifat manusia, kadang guru harus marah jika melihat sesuatu yang buruk dilakukan oleh anak didiknya. Bahkan tidak jarang guru akan menghukumnya jika dianggap bahwa telah melakukan kesalahan yang berlebihan. Tentu hukuman yang diganjar kepada anak didik harus proposional, mendidik dan tidak melampaui batas kewajaran.

Dulu di desa-desa Tapanuli, profesi guru sangatlah mulia dan dihormati. Seorang guru bisa diperlakukan lebih terhormat dari seorang perangkat desa. Adalah hal lumrah, jika paskah panen, orangtua murid membawa buah tangan berupa hasil panen mereka untuk diberikan kepada guru yang ada di desa itu. Hal ini dilakukan karena umumnya guru-guru adalah pendatang dari luar yang ditugaskan pemerintah ke desa mereka. Masyarakat desa beranggapan bahwa guru itu adalah tempat bertanya karena dianggap lebih bijak menanggapi suatu persoalan, sosok yang harus diteladani, cerdas dan memiliki integritas dan ahklak yang mulia.

Syukurlah, sekarang ini pemerintah telah menambah alokasi dana dari APBN untuk peningkatan kualitas pendidikan, termasuk di dalamnya kesejahteraan guru. Konon katanya, seorang guru yang telah lulus sertifikasi dapat memperoleh penghasilan kurang lebih Rp 5 juta perbulan. Mudah-mudahan dengan peningkatan kesejahteraan, guru-guru juga semakin meningkatkan kualitas dan kemampuan mereka dalam mendidik anak. Tidak lagi melulu masih berpikir untuk mencari penghasilan sampingan yang kadang mengenyampingkan tugas mulianya sebagai seorang pendidik.

Guru itu memanglah sebuah profesi mulia yang selalu dituntut untuk sebuah pengorbanan dan pengabdian. Peran guru sangatlah vital untuk mencapai salah satu tujuan kemerdekaan seperti yang digariskan dalam isi Pembukaan UUD 1945 Republik Indonesia alinea ke empat yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”.

“Mengajar dan mendidik adalah hal yang berbeda namun saling berkaitan erat”

Melalui Blog Suara Kami, Kepada Anak Siantar yang berprofesi sebagai pendidik, saya dan keluarga mengucapkan: “DIRGAYAHU GURU REPUBLIK INDONESIA”, salam sejahtera dan panjang umur untuk para guru. Salam Tabik Erat. [Parjalpis, Siantarcity]

Catatan: Saut Donatus Manullang Penuturkata Pemantunsantun (Anggota Group Facebookers Anak Siantar)

0 Response to "Memperingati Hari Guru Nasional - Guru: Pengajar, Pendidik, Profesi dan Pengabdian"