Selamat Datang - Wellcome

Babak Pertama: Dagelan "FPD WalkOut" Vulgar dan Tidak Lucu

SUARA KAMI - Drama, atau lebih tepatnya dagelan, dengan lakon "FPD Walkout" (WO) yang dikarang, disutradarai, dan digelar oleh elit Partai Demokrat (PD) bisa saja akan menarik untuk ditonton dan/atau dikomentari, namun tak akan membuat rakyat tertawa, apalagi merasa terhibur dan bahagia. Pesan yang ingin disampaikan bahwa ada keterkejutan dalam elit PD, hanya akan seperti "badai dalam cangkir kopi" karena baik plot maupun akhir ceritanya mudah ditebak. Walhasil, inilah sebuah dagelan politik vulgar dan murahan sebagai gabungan antara kekonyolan dengan ekonomisme dalam penalaran dan kejujuran dari elit partai yang sedang 'desperate' alias terpuruk.

Amir Syamsuddin - Babak Pertama: Dagelan "FPD WalkOut" Vulgar dan Tidak Lucu
Net
Amir Syamsuddin

Mengapa saya katakan dagelan WO ini vulgar dan murahan?
Ada beberapa sebab:
1). Tidak mungkin Fraksi Partai Demokrat (FPD) melakukan aksi yang begitu 'terstruktur, sistematis, dan massif' (TSM) seperti WO tanpa diketahui dan diizinkan oleh bos besar mereka, baik yang ada di Jakarta (Ibas) atau yang sedang di Washington, DC (Pak SBY);
2). Seandainya benar bahwa aksi WO tersebut spontan, tidak diketahui, dan/atau tidak diizinkan boss, maka artinya anggota FPD yang WO sudah melakukan aksi makar atau setidaknya melawan perintahnya. Ini jelas suatu 'hal yg mustahil' terjadi di PD, sama saja dengan mengatakan ada kambing bisa terbang;
3). Rasa terkejut dan kecewa Pak SBY yang dikemukakan di Washington, DC tidak akan mampu menyetop berlakunya UU Pilkada. Bahkan kalaupun Presiden tdk mau tanda tangan, UU itu tetap sah dan akan berlaku;
4). Aksi WO sudah dikalkulasi masih bisa tetap bikin PD tampil elegan di panggung politik. PD tidak kehilangan muka di depan kubu Koalisi Merah Putih (KMP) dan sekaligus tidak akan bisa disalahkan oleh Partai Demokrasi Indonsia Perjuangan (PDIP) cs. PD akan mengatakan dirinya konsisten dengan opsi ke 3, yang tidak masuk dalam voting;
5). Jika rakyat Indonesia tidak bereaksi keras, atau melupakan ulah FPD ini, maka PD akan menjual aksi WO ini justru sebagai bukti bahwa dirinya adalah partai penyeimbang, sehingga akhirnya akan mendapat pujian dan dukungan.

Oleh sebab itu, sangat naif jika ada orang percaya bahwa petinggi PD bersungguh-sungguh ketika mengatakan kaget, kecewa, dan meminta agar otak aksi WO itu diusut.
"Dari Washington AS, SBY selaku Ketua Umum PD telah memerintahkan Dewan Kehormatan partai untuk segera memeriksa dan mengusut tuntas siapa yang menjadi dalang dari drama/tragedi politik memalukan dan mengomandoi walkout kader PD pada sidang paripurna DPR di Senayan," kata Amir, seperti yang dilansir oleh Detik.com, Jumat (26/9/2014).

"Dan menjatuhkan sanksi seberat-beratnya. Segera DK PD akan melaksanakan perintah ketua umum tersebut," terang Amir lebih lanjut.
Nalar yang waras tidak akan percaya bahwa elit PD berani menegur apalagi mengusut Ibas Yudhoyono (IY), sang Sekjen, yang mestinya ikut bertanggungjawab dalam aksi tersebut, selain petinggi lain seperti Wakil Ketua Umum Max Sopacua (MS), atau Ketua Harian DPP, Syarif Hassan (SH), dll. Demikian juga, nalar yang waras akan lebih percaya bahwa dagelan ini sengaja dibuat, kendati dengan sangat vulgar dan serba 'grusa-grusu', dengan satu tujuan: mengecoh dan mengelabui rakyat agar percaya bahwa PD berada di pihak mereka yang menghendaki pilsung (pemilihan langsung!.

Sayangnya, dengan dagelan ini PD dan elitnya sejatinya sedang menipu diri sendiri, karena rakyat Indonesia sudah tak percaya dengan pagelaran dagelan vulgar macam begini. Partai yang pada tiga tahun terakhir ini mengalami kemerosotan total tersebut, akan menjadi partai yang tampil memelas tetapi tak akan mengundang rasa simpati rakyat. Kalaupun nanti ada ribut-ribut di dalam elite DPP PD, maka seperti disebutkan di atas, itu hanyalah badai di dalam cangkir kopi saja. Paling banter hanya keramaian sebentar di media massa dan jejaring sosial, dan PD akan berusaha keras membuat pencitraan sebagai partai yang memedulikan rakyat. Tetapi mungkin para elit PD lupa bahwa rakyat sudah hapal dengan kelakuan seperti itu. [ASHikam]

Penulis: Prof. Muhammad AS Hikam, Sabtu, 26 September 2014

0 Response to "Babak Pertama: Dagelan "FPD WalkOut" Vulgar dan Tidak Lucu"