Sejak zaman Presiden Soekarno hingga SBY lebih banyak yang menaikkan harga BBM daripada menurunkannya, saya kira itu hal yang wajar, sebab cadangan minyak dunia pasti mengalami penurunan, karena minyak bumi itu memang dihasilkan alam dan manusia dengan teknologi hanya mengolahnya.
Yang namanya hasil alam, bila manusia SERAKAH tentu akan terjadi kelangkaan, mana mungkin minyak akan bertambah sementara konsumsi BBM masyarakat terus meningkat, kendaraan tiap hari bertambah, jalan macet, pemborosan pun menjadi salah satu jalan cepat menghabiskan BBM yang dikandung bumi itu.
Belum sebulan menjabat jadi Presiden, Jokowi pun mengambil langkah tidak populer, menaikkan BBM alias mengurangi subsidi rakyat untuk dialihkan ke hal-hal yang produktif, tidak terbuang percuma dengan cara dibakar setiap hari.
Keputusan Jokowi tersebut tentu saja mendapat reaksi, seperti biasanya bila pemerintah menaikkan BBM, demo dimana-mana, Jokowi dihujat tak becus jadi Presiden, dan segala macam celaan lainnya.
Dalih pemerintah pun tak digubris, alasan utama mereka, disaat harga minyak dunia turun kok malah di Indonesia BBM dinaikkan?
Tidakkah pemerintah bisa mencari solusi lainnya?
Apapun penolakan mereka, sama seperti tahun-tahun lalu (pemerintah lama), alasannya memang SELALU SAMA, seperti kaset yang selalu diputar ulang bila ada pengumuman BBM naik.
Adakah keuntungan pemerintah Jokowi menaikkan BBM disaat minyak dunia turun?
Menurut Ketua Umum Assosiasi Fiskal Indonesia Erwin Eka Kurniawan yang membocorkan bahwa ada "tangan Tuhan" bermain untuk membuat cadangan fiskal Jokowi LEBIH BANYAK dari apa yang seharusnya di dapatkan pemerintahannya secara hitungan awal.
"Pemerintahan Jokowi mestinya defisit 30 T dalam dua bulan (awal pemerintahannya), sehingga BBM dinaikan demi menutup defisit. Kenyataannya Tuhan berkata lain, entah Tuhan sayang pada pak Jokowi, kenyataannya harga minyak dunia turun hingga 26 USD, dan memberikan surplus ratusan triliun pada Jokowi." Ujarnya.
Dirinya pun menambahkan bahwa rezim Jokowi saat ini merupakan rezim yang tidak disukai oleh perbankan dunia, karena kebijakannya yang menghindari penerbitan surat hutang baru serta mengurangi ketergantungan negara pada hutang (defisit), padahal dalam amanat UU, defisit diperbolehkan hingga 3.5 persen.
Semoga banyak yang memahami hal ini, keputusan SEPAHIT APAPUN demi hajat hidup rakyat di masa depan harus diputuskan, Jokowi telah mengambil SIKAP TEGAS dan ternyata MEMBAWA KEBERUNTUNGAN bagi pemerintahan Jokowi dan juga bagi rakyat di kemudian hari.
Mari kita tunggu KERJA pemerintah ke depan, semoga dengan cadangan surplus ratusan triliun itu TIDAK DIKORUPSI oknum bejat di pemerintahan Jokowi, melainkan untuk pembangunan Indonesia dari semua penjuru pulau-pulaunya.
Semoga Presiden Jokowi tetap AMANAH menjaga hati nurani rakyat yang membutuhkan kedamaian hidup di bumi pertiwi ini bersama siapa saja demi menjaga Bhinneka Tunggal Ika.
Salam NKRI Raya!
Oleh: Catetan MAZ TONI Aka Tante Paku
0 Response to "BBM Naik Saat Minyak Dunia Turun, Itulah Keberuntungan Jokowi"