Selamat Datang - Wellcome

Ketika Paus Fransiskus Berdoa di Masjid Biru

SUARA KAMI - Buat para pengagum, pendukung, dan penyebar obskurantisme, kabar seperti yang dilansir oleh Kompas.com di bawah ini, mungkin akan membuat mereka makin marah dan bukannya bertambah sadar atas kekeliruan menafsirkan ajaran agama. Bateapa tidak, beberapa minggu lalu ada kabar bahwa ummat Islam di Washington DC, dipinjami Kathedral untuk berjum'atan.

Paus Fransiskus saat berada di Masjid Biru, Istanbul, Sabtu (29/11/2014)
Kompas.com
Paus Fransiskus saat berada di Masjid Biru, Istanbul, Sabtu (29/11/2014)

Lalau para obskurantis itupun bilang, "Oh, kalau Masjid tidak boleh dipakai beribadah agama lain." Lalu hari ini ada kabar bahwa Paus Fransiskus memanjatkan do'a di Masjid Biru, Istambul Turki, bersama seorang Ulama Islam, Mufti Rahmi Yaran. Tentu Pemilik Tahta Suci Vatikan itu tidak sedang berdoa secara Islam, tetapi secara Katolik. Dan rakyat Turki, yang 99,99% adalah Muslim itu tampaknya sumringah menyambut event tersebut. Sebab ternyata Paus sebelumnya, Paus Benediktus VI, juga pernah berdoa di Masjid tsb, pada 2006. Dan tentu saja sudah banyak yang lupa atau pura-pura lupa.

Paus Fransiskus Berdoa di Masjid Biru Istanbul
Pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus, memanjatkan doa dengan tenang bersama ulama senior Turki di Masjid Biru (Blue Mosque) Istanbul, Sabtu (29/11/2014), sebagai pertanda terjalinnya hubungan yang harmonis antar-umat beragama.

Paus melepaskan sepatunya sebelum memasuki masjid tersebut, dan berdoa menghadap ke arah Mekkah yang merupakan kiblat bagi umat Muslim. Berdiri di samping Paus Fransiskus, ulama besar Turki, Mufti Rahmi Yaran. Vatikan menyebut momen ini sebagai "pujian dalam diam" kepada Tuhan.

Hal serupa juga pernah dilakukan oleh pendahulu Paus Fransiskus, yakni Paus Benediktus, pada 2006.

Momen berdoa itu disaksikan oleh ratusan orang, yang sebagian di antaranya adalah wisatawan. Setelah berdoa di Masjid Biru, Paus melanjutkan perjalanan ke Museum Aya Sofya yang terletak tidak jauh dari tempat tersebut.

Kehadiran Paus Fransiskus ke Istanbul mendapatkan sambutan yang cukup hangat. Sejumlah anak-anak sekolah dengan membawa bendera Turki dan Vatikan melambaikan tangan ke arah rombongan sambil meneriakkan, "Hidup Paus...."

"Bagaimanapun, kita harus menghormati orang lain meski berbeda agama dan kehadiran Paus, akan semakin mendorong kami untuk lebih saling menghormati umat lain," ujar Halil Ibrahim Cil (24), seorang karyawan rumah sakit di Istanbul. "Kami ingin menjalankan ajaran agama kami dalam perdamaian. Kami ingin semua orang memahami Islam, dan kami tidak butuh perang," lanjutnya.

Sementara itu, pada hari sebelumnya, Paus Fransiskus menyatakan bahwa kunci untuk menghentikan gerakan militan Islam adalah dengan melawan kemiskinan dan kelaparan, dan bukan dengan intervensi militer.

Masjid Biru Istanbul, yang dikenal dengan nama Masjid Sultanahmet, mulai dibuka pada 1616 dan menjadi lokasi yang paling terkenal di Turki. Nama Masjid Biru muncul karena banyaknya ornamen keramik Iznik warna biru yang berada di ruang utama masjid itu. (Dikutip dari Kompas.com, Sabtu, 29 November 2014)

Relasi lintas-ummat beragama, sebenarnya adalah fenomena sosial dan budaya yang biasa-biasa saja, kalau saja paham-paham obskurantis tidak diambil mumat, apalagi berkembang dalam masyarakat. Apa yang terjadi di Washington atau Istanbul, boleh terjadi di Jakarta, di Maluku, di Manado, dll. Sebab agama pada dasarnya tidak mengajarkan kebencian, baik sesama saudara seiman, maupun terhadap yang lain. Hanya saja karena kepentingan sekelompok manusia, maka ajaran agama lantas diplintir sedemikian rupa sehingga alih-alih menjadi sarana membangun dan mempererat kebersamaan manusia, malah menjadi penghancur. Dan hal itu terjadi dalam sejarah manusia sejak zaman dahulu, sekarang dan mungkin yan akan datang. Tugas para agamawan dan ummat beragama adalah mempersempit ruang gerak bagi pikiran obskurantis dan pendukungnya.

Bagi bangsa Indonesia, yang jauh lebih heterogen ketimbang bangsa Turki, harusnya peristiwa doa Paus Fransiskus dan sebelumnya Paus Benediktus VI di Masjid Biru tersebut lebih penting lagi maknanya. Sebab dengan kondisi yang majemuk seperti ini, pikiran-pikiran obskurantis dan para pendukungnya mungkin akan lebih mudah disebarluaskan untuk alat adu domba dengan mengatas namakan ajaran agama. Peristiwa di Turki itu mengingatkan pada ummat beragama di Indonesia, bahwa harmoni dan persatuan dalam kemajemukan itu ternyata ada dan bisa. [ASHikam]

Penulis: Prof. Muhammad AS Hikam

0 Response to "Ketika Paus Fransiskus Berdoa di Masjid Biru"