Selamat Datang - Wellcome

Benarkah Respon Dunia Terhadap ISIS Lebay?

SUARA KAMI - Statemen Presiden PKS, Anis Matta (AM), bahwa respons dunia berlebihan atau lebay terhadap gerakan kaum teroris Islamic State in Iraq and Syira (ISIS), menurut saya justru sangat tidak pada tempatnya karena diucapkan oleh seorang tokoh partai Islam dari Indonesia. Alasan AM adalah bahwa karena kekuatan ISIS diperkirakan "hanya" 30.000 orang tetapi dimusuhi 40 negara. Selanjutnya, AM malah menyatakan bahwa tujuan dari upaya tersebut adalah "... salah satu upaya membangkitkan lagi situasi seperti Perang Dingin... ISIS ini diributkan untuk melihat peta kekuatan dunia berdasarkan respons-respons dari masing-masing negara..." (Baca Laman Kompmas.com, Minggu 21 September 2014 dengan Judul: Anis Matta Sebut Respons terhadap ISIS "Lebay")

Benarkah Respon Dunia Terhadap ISIS Lebay?
Kompas.com
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang baru, Muhammad Anis Matta memberikan pidato politiknya disaksikan oleh Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin (tengah) dan Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PKS Untung Wahono (kanan) dalam konferensi pers di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Jumat (1/2/2013).

Pandangan AM yang rada dekat dengan teori konspirasi semacam ini, tentu bukanlah barang baru. Dan sebagaimana umumnya teori konspirasi, maka fakta-fakta yang ada di lapangan cenderung diabaikan karena dianggap tidak cocok dengan tujuan teleologis yang sudah dipastikan sebelumnya. Misalnya, fakta bahwa proses rekrutmen ISIS yang masih berlangsung secara massif sampai hari ini untuk menjaring relawan di seluruh penjuru dunia (termasuk dari negara-negara Barat sendiri). Demikian pula, fakta bahwa kerusakan yang ditimbulkan oleh teror dari ISIS yang luar biasa (genosida, penghancuran properti, pelecehan terhadap perempuan, kekerasan terhadap anak-anak, dll) merupakan sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan yang tak bisa ditolerir. Fakta lain yang juga tidak disinggung oleh teori konspirasi adalah kekuatan finansial ISIS yang sangat besar sehingga membuatnya mampu mendapat pasokan senjata yang termasuk paling mutakhir, dan membiayai aksi-aksi teror mereka di wilayah Iraq dan Syria tersebut. Ini semua diabaikan karena jika fakta-fakta tersebut dimasukkan dalam kalkulasi analisa, niscaya kemarahan dunia terhadap ISIS sangat mudah untuk di mengerti, dan kekuatan 40 negara yang mencoba membendung dan menggempur ISIS bukanlah hal yang berlebihan.

Justru yang hemat saya perlu disayangkan adalah statemen AM yang bisa disalah artikan seakan meremehkan bahaya kelompok Islam garis keras tersebut, termasuk di dalam konteks Indonesia. Seharusnya AM memberikan penguatan kepada para kader PKS bahwa apa yang sedang berkembang di Iraq dan Syria, terkait dengan kelompok teroris ISIS, adalah merupakan masalah serius dan harus diselesaikan, kalau perlu dengan kerjasama seluruh negara di dunia, bukan hanya 40 negara saja!. Negara-negara yang berpenduduk Muslim seperti Indonesia harusnya berada di barisan depan dalam menghancurkan gerakan ISIS karena ia telah menciptakan kerusakan dan juga mencemari ajaran Islam dan kaum Muslimin di seluruh dunia. Sebagai salah satu kekuatan politik Islam di Indonesia, yang notabene mayoritas penduduknya adalah Muslim, seharusnya PKS ikut memelopori upaya perlawanan terhadap kaum Igaras ini baik di luar maupun di dalam negeri.

Umat manusia dan negara-negara di seluruh dunia wajib bersatu untuk menghentikan ISIS dan aksi-aksi kekerasannya baik di Timur Tengah, maupun di seluruh muka bumi ini. [ASHikam]

Penulis: Prof Muhammad AS Hikam dalam Akun Facebook Pribadi, Minggu 21 September 2014.

0 Response to "Benarkah Respon Dunia Terhadap ISIS Lebay?"